Laporan: Alpian Patria Jaya
MUARADUA, OKUSELATANREPORT.COM – Harga biji kopi di Kabupaten OKU Selatan, Sumatera Selatan (Sumsel) saat ini sedang melejit. Biasanya harga biji kopi berkisar Rp 22 ribu-30 ribu per kilogram (Kg), kini harganya melejit hingga angka Rp 60 ribu per Kg. Namun sayang, petani di OKU Selatan belum bisa merasakan dampaknya karena belum masuk masa panen.
Salah seorang petani kopi di Desa Bandar Alam Lama Kecamatan Kisam Tinggi OKU Selatan R. Sujasmin (61) mengatakan, ia bersama petani kopi di OKU Selatan bersyukur dengan kenaikan harga jual kopi yang cukup tinggi saat ini. Namun mereka belum bisa merasakan dampak kenaikan harga tersebut karena perkebunan kopinya belum masuk masa panen.
“Iya kabar meningkat kalau khususnya untuk di Kecamatan Kisam Tinggi harga kopi tembus hingga Rp 55 ribu s.d Rp 60 ribu tapi untuk biji kopi kualitas super, ya senang sekali tapi kan saat ini belum masuk masa panen,” ujarnya saat di konfirmasi Okuselatanreport.com, Selasa (14 Mei 2024).
Sementara itu untuk di Kecamatan lain seperti di Kecamatan Muaradua Kisam dan Warkuk Ranau Selatan, Toni dan Arcanci masing masing selaku toke (Bos) kopi di kecamatan setempat mengatakan untuk harga biji kopi yang super masih mereka beli di angka Rp. 56 ribu s.d 58 ribu per kg tergantung kualitas kopi.
“Kami masih belum masuk masa panen. Sebab di perkebunan kopi di OKU Selatan rata-rata masa panen nanti raya nanti berkisar di bulan Juni, Juli, Agustus, September 2024,” jelasnya.
Sementara itu Rudi Hernawan salah seorang tokoh masyarakat Kecamatabln Muaradua Kisam menambahkan harga biji kopi yang menembus harga Rp 60 ribu per kilogram itu sangat langka. Harganya itu melebihi harga biji kopi tahun-tahun sebelumnya.
“Iya baru kali ini harga biji kopi OKU Selatan sampai semahal ini. Biasanya saya jual tidak pernah semahal itu. Tapi mungkin mahal karena masih belum masuk musim panen,”
“Kalau dibandingkan dengan tahun sebelumnya, tahun ini alhamdulillah dari segi kuantitas, kualitas dan harga alhamdulillah memuaskan harapannya harga biji kopi ini stabil sehingga antara daya beli masyarakat seimbang,” ungkap DPRD terpilih asal dapil IV Partai PPP Kabupaten OKU Selatan Rudi Hernawan.
Ditanya soal ketersediaan pupuk oleh Okuselatanrepoert.com, Rudi menjelaskan alhamdulillah untuk pupuk khususnya di Wilayah Kecamatan Muaradua Kisam untuk ketersediaan pupuk aman karena masyarakat memakai kelompok tani jadi teratur, tapi kalau untuk wilayah Kecamatan lain kita tidak tahu, ya semoga saja aman sama seperti disini.
Disisi lain Kepala Desa Rantau Nipis Herman berharap, “Kedepan harapannya Pemerintah OKU Selatan agar lebih memperhatikan nasib petani karena apa suka atau tidak suka mau atau tidak mau pada dasarnya mayoritas masyarakat OKU Selatan mata pencaharian pada sektor pertanian,” ungkap kades
Sekedar usul kedepan Pemerintah harapannya mampu membuat/mendirikan semacam BUMD (Badan Usaha Milik Daerah) untuk membeli dan menampung hasil pertanian dari petani yang ada di OKU Selatan.
“Harapannya pertama harga bisa dipantau dan stabil, kedua dari sisi PAD (Pendapatan asli daerah) pemerintah juga mendapatkan pemasukan, coba kita hitung berapa ribu ton kopi OKU Selatan yang lewat lewat saja pertahun ?”
“Sekarang coba kembali sama sama membayangkan lagi, andai pemerintah yang membeli dan menampung serta entahkahkah itu menjual kembali atau langsung mengekspor ke negara lain atau di jadikan produck produck yang berbahan baku dari kopi yang notabene adalah asli hasil dari kekayaan kita OKU Selatan sendiri berapa milyar PAD yang kita dapat, nah keuntungannya itulah bisa kita gunakan untuk membangun OKU Selatan serta mensejahterakan masyarakat kita sendiri. tapi itu tadi kuncinya mau atau tidak !, serta ada niat atau tidak”.ungkap Herman Kepala Desa Rantau Nipis Kecamatan Banding Agung (**)
